Kamis, 27 Mei 2010

makalah zoover (Aves)

Bab I
Pendahuluan

A. Latar belakang

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar.
Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.







B. rumusan masalah
apa karakteristik hewan aves?
bagaimana peranan aves bagi manusia?

C. tujuan pembahasan
mengetahui karakteristik hewan aves
mengetahui peranan aves bagi manusia






















Bab II
Pembahasan
A. Aves
1. Karakteristik aves
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh blu-bulu. Anggota depannya berubah menjadi sepasang sayap.
Burung merupakan hewan yang paling banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak diketahui disekitar manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri yang khas yaitu memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu. Dengan memiliki kemampuan terbang butung dapat menghuni habitat yang tidak dapat di huni oleh hewan lainnya.
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas te rmodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang, dan tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah yang membuat mereka kuat namun ringan.

a. ukuran
burung yang paling besar yang masih aada yaitu burung unta afrika dengan tinggi 210 cm, dan burung kondor amerika yan memiliki bentang sayap mencapai 300 cm, dan burung yang paling kecil yaitu burung helena dari cuba dengan panjang 5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung yang berukuran sebesar ikan dan mamalia terbesar, baik burung yang suda punah ataupun yang masih hidup.
b. Struktur eksternal
Ayam memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan tubuh terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat aga tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat se[rti hurup Z pada saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang, dan pada setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan di tutupi kulit bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu yang panjang.
Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat tanduk, pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-masing dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah, dibawahnya terdapat membran nikatin yang dapat bebas digerakan menutupi mata. Di belakang mata aga ke bawah terdapat lubang telinga, yang tersembunyi di balik bulu, dan struktur khas di kepala yaitu jengger median dan gelambir lateral, dan dikaki terap taji dan taji ini hanya ditemukan pada ayam, merak, dan beberapa burung tertentu, dan di bagian bawah ekor terdapat anus.

c. Penutup tubuh dan bulu

a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi: Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan
perbedaan detail
Plumae, Bulu yang sempurna.
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis










Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
• Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
• Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
• Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah
• siku.
• Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
• Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)

Fungsi bulu
• Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
• Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
• Penutup tubuh.
• Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
• Untuk memperindah tubuh.
• Plumae berfungsi agar dapat terbang.
• Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
• Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
• Mengangkat tubuh burung di udara.
• Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
• Untuk melindungi kulit dari serangga.
• Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

d. Rangka
.Sistem Rangka
a) Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut : Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang. Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang. Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
Berikut gambar struktur rangka pada burung (aves) :







Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
• Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
• Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
• Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
• Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
• lengan.
• Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
Korakoid : Penghubung tulang dada.
• Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
• Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
• Pelvis : Penghubung tulang ekor.
• Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
• Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
• Tulang paha : Untuk persendian.

e. Sistem otot
Pada kelas Aves dan mamalia, otot anggota badan lebih besar karena di gunakan untuk berbagai aktivitas. Pergerakan sayap pada saat terbang di bantu oleh otot pectoral yang ada di bagia dada. Otot pectoralis major beeermula di bagia luar sternum dan berlajut ke ventrolateral dan humerus, kontraksinya akan menggerakan sayap dan mengangkat tubuh burung, pada vertebrata darat, kaki depan di angkat menggunakan otot di permukaan dorsal, tapi pada unggas, gerakan ini di bantu otot ventral yaitu pectoralis minor, otot pectoralis minor berawal dari sternum (medial dan pectoralis major) kemudian mengecil menjadi tendon ke bagian dorsal dan melekat pada bagian dorsal posterior dari tulang humerus. Otot pectoralis minor dan mayor terdapat baik disayap kanan maupun kiri.
Dan otot femur terutama di gunakan untuk berlari, otot kaki relatife tipis dan berfungsi untuk hilangnya panas tubuh dari bagian yang tidak di tutupi bulu, dan jari tersebut dapat digerakan dengan bantuan tendon yang terhubung ke otot pada bagian atas kaki.

f. Sistem pencernaan












Lidah pada burung berbentuk runcing dan panjang dengan lapisan zat tanduk. Pada rongga mulut bagian atas terdapat lipatan palatal. Dilanjutkan dengan faring, kemdian saluran esophagus yang dilapisi otot memanjang ke bagian bawah leher tempat terdapatnya tembolok yang berfungsi sebagai tempat penyimpan makanan.
Dan beberapa diantaranya alat dan fungsi pada burung adalah sebagai berikut:
• Paruh : Mengambil makanan.
• Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
• Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
• Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
• Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
• Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
• Pankreas : Menghasilkan enzim.
• Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
• oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
• Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
• Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
• Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
• Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
• Pencernaan usus.
• Saluran uretra dari ginjal
• Saluran kelamin
Sistem Pencernaan burung
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung
kelenjar .Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau
pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

g. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi burung
Peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk
ke serambi kiri,kemudian ke bilik kiri.Dari bilik kiri darah di pompa ke
seluruh tubuh melalui aorta.Dise-sel tubuh darah melepaskan O2 dan
mengikat ¬CO2.Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan
melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan,kemudian di
pompa masuk ke paru-paru.Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.
Berikut gambar system peredaran darah burung














Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan
→ Bilik kanan → Paru-paru
Sistem Syaraf Burung Perkutut
System syaraf burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.
System saraf burung berupa otak dan sum-sum tulang belakang pada burung.Otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas.Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
Burung mempunyai pusat penglihatan yang sangat besar.Pusat penglihatan ini merupakan pelebaran dari otak bagin tengah yang membentuk dua gelembung.Pusat pembau berukuran kecil sehingga indera pembau tidak berkembang dengan sempurna.


h. Sistem respirasi
Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan rongga hidung di atas rongga mulut. Glottis pada bagian bawah faring menghubungkan saluran trakea yang di perkuat denga kartilago. Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat terdapatnya otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran kecil melekat pada rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan jaringan ikat, paru-paru dimasuki sejumlah broncheolus yang saling berhubungan dan sejulah dara dari pulmonary. Pada broncheolus melekat kantung udara yang terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan dan menjulur ke ruang disekitar vertebrta leher.
Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang terdapat disekitar tulang rusuk . jika sternum bergerak turun, dan rusuk menggembung ke samping udara ke rongga paru-paru , jika kontraksi terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan karena struktur torak yang kaku. Pada sat inspirasi, udara masuk melalui bronchioles ke kantung udara membantu penyebaran panas tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas metabolic lainya. Suara yang terdengar pada burung dihasilkan karena udara yang bergetar ketika melewati otot syring.

i. Reproduksi
Burung berkembang biak dengan cara bertelur dan pembuahannya terjadi di dalam tubuh. Contoh avesantar lain burung elang, burung merati burung merak,, burung hantu, burung gagak, ayam dan jenis burung lainnya.
Sebagian besar burung membangun sarangnya untuk menyimpan telur dan mengeraminya, jumlah telur yang di letakan dalam sarangnya yang bervariasi tergantung spesiesnya, ada yang hanya 1,3, atau ada yang sampai 14 butir. Masa inkubasi (pengeraman) pada burung berbeda-beda . burung –burung darat yang kecilnya masa inkubasinya kurang lebih 14 hari, ayam peliharaan 21 hari , burung kuau 21 hari, bebek dan rajawali masa inkubasinya 28 hari, sedangkan burung unta 42-60 hari. Anak-anak burung yang bersifat atricial membutuhkan kurang lebih seminggu setelah menetas untuk meninggalkan sarang. Semua anak-anak burung memerluka pemeliharaan setelah ditetaskan yang berupa pemberian makan penjagaan atau perlindungan dari sinar matahari dan hujan.


2. Peranan burung bagi manusia
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu daging dan telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatka sebagai bentuk hiburan atau kegiatan yang di perlombakan.
Dan sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun,angsa dan puyuh. Burung-buring kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Selain memberi manfaat pada manusia tap juga ada yang merugikan . dan beberapa jenis burung memajan biji-bijian , tabaman muda , dan buah-buahan yang sengaja ditanam olh manusia , selain itu burung juga bias menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.
















Bab III
Simpulan

Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun,angsa dan puyuh. Burung-buring kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.

Daftar pustaka
Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas Jakarta: erlangga.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan surabaya: yudhistira
Kurniati tuti. Dkk. 2009, zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin sgd bandung.
http://1.bp.blogspot.com/.59gmopf.o/ saogtjtyudt/AA BY/ 67cuegiPJHS/sl600-h/ Bird.jpg.
kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan lingkungannya: departemen pendidikan nasional 2009.

laporan anatomi batang

Nama : Agus Abdul Hamid
Nim : 208 203 871
Praktikum : Anatomi tumbuhan
Judul : Batang 1 (monokotil dan dikotil)

A. Tujuan
1. Mempelajari struktur batang monokotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang jagung.
2. Mempelajari pertumbuhan sekunder pada batang monokotil melalui pengamatan pada preparat melintang pada batang cordyline
3. Mempelajari struktur primer batang dikotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang heliantus atau dikotil lainnya.
4. Mempelajari pertumbuhan sekunder pada batang dikotil.
5. Mempelajari pembentukan dilatasi jari-jari empulur pada tilia sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan sekunder.
B. pendahuluan
pada ujung batang dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apical. Di belakang meristem apical secara berurutan terdapat protoderm yang gnantinya akan membentuk epidermis. Dan prokambium yang akan membentuk xylem dan floem. Cambium vascular seta meristem dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.
Pada penampang melintang, ba tang monokotil memiliki ikatan pembuluh yang menempati area yang cukup luas, tidak terbatas dalam satu lingkaran ikatan pembuluh tersebut dapat berada dalam dua lingkaran atau tersebar.
Batang monkotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder, pelebaran batang biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer. Pada beberapa monokotil pertumbuhna sekunder dapat terjadi dan pertumbuhna ini terjadi sebagai akibat aktivitas meristem pada bagian batang yang letaknya jauh di belakang meristem apeks. Meristem ini disebut sebagai cambium pembuluh pada dikotil. Cambiuj pembuluh ini menghasilkan ikatan pembulhu sekunder yang terpisah satu sama lain oleh jaringan parenkim.
Meristem apikall berukuran relative kecil disbandingken dengan meristem apical pada tumbuhan dikotil. Meristem tersebut disebut tunas aksilar (tunas di ketiak daun) bakal daun dan epidermis, dibawah meristem apical terdapat meristem
Perifer (meristem tepi) meristem perifer merupakan meristem primer yang menebal dan menebal disekitar meristem apical, meristem perifer menjadi bagian utama batang utama batang utama yang berisi ikatan pembuluh seperti halnya pada tumbuhan dikotil tumbuhan monokotil pun juga tesusun dari lapisan epidermis, korteks, dan stele.


C . alat dan bahan
Alat Bahan
Mikroskop Batang cordiline
Kaca objec Batang heliantus
Silet Batang tilia


D . cara kerja

Pilih bahan yang telah disediakan

Sayat bahan trsebut secara tipis

Amati dengan mikroskop


Pembahasan






Bayam stem bayam stem membujur

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).aun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.






























Jawer kotok stem jawer kotok stem membujur
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu dijumpai juga tunas aksilar/tunas lateral/tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominansi apikal yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerapatan vegetasi di suatu tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberapa dari tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi cabang non reproduktif, lengkap dengan tunas ujung, daun-daun dan tunas aksilar.
Monokotil mencakup sekitar 40 famili denagn sekitar 50.000 spesies. Beberapa anggota monokotil berupa pohon ( misalnya kelapa), namun kebanyakan adalah herba semusim atau tahunan. Cirri utama tumbuhan monokotil adalah memiliki kotiledon tunggal atau daun lembaga tunggal. Batang bagian atas tidak bercabang atau bercabang sedikit, dan biasanya daunnya berpelaepah. Daunnya berupa daun tunggal, kecuali pada palma (kelapa, palem). Tulang daun umumnya sejajar. Jaringan pembuluh ( xilem dan floem ) pada batang dan akar tersusun tersebar, dan tidak berkambium. Bunga monokotil memiliki bagian0bagian denagn kelipatan 3 sepal, 3 petal, 6 stamen, 3 karpel. Pada umumnya bunga tidak beraturan bentuk dan warnanya tidak mencolok.






























Cucurbita stem cucurbita stem sisi

Pada penampang melintang, batang monokotil memiliki ikatan pembuluh yang menempati area yang cukup luas, tidak terbatas dalam satu lingkaran ikatan pembuluhtersebut dapat berada dalam dua lingkaran atau tersebar. ecara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil. Batang monkotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder, pelebaran batang biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer. Pada beberapa monokotil pertumbuhna sekunder dapat terjadi dan pertumbuhna ini terjadi sebagai akibat aktivitas meristem pada bagian batang yang letaknya jauh di belakang meristem apeks. Meristem ini disebut sebagai cambium pembuluh pada dikotil. Cambiuj pembuluh ini menghasilkan ikatan pembulhu sekunder yang terpisah satu sama lain oleh jaringan parenkim.
Meristem apikall berukuran relative kecil disbandingken dengan meristem apical pada tumbuhan dikotil. Meristem tersebut disebut tunas aksilar (tunas di ketiak daun) bakal daun dan epidermis, dibawah meristem apical terdapat meristem
Perifer (meristem tepi) meristem perifer merupakan meristem primer yang menebal dan menebal disekitar meristem apical, meristem perifer menjadi bagian utama batang utama batang utama yang berisi ikatan pembuluh seperti halnya pada tumbuhan dikotil tumbuhan monokotil pun juga tesusun dari lapisan epidermis, korteks, dan stele.

































Sun flower stem sun flower stem

Batang merupakan salah satu organ tama tumbuhan yang berfungsi sebagai jalan transportasi air dan zat-zat terlarut. Secara anatomi jaringan pada batang dapat dibagi manjadi tiga bagian yaitu jaringan dermal, jarinan dasar, dan jaringan pembuluh, epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel dan sering kali memiliki stomata dan trikoma. Sel-sel epidermis ini mampu melebar kearah tangensial dan mampu bermitosis, dan sifat epidermis ini sangat penting untuk merespon apabila menjadi tekanan sebagai akibat pertumbuhan sekunder, pada batnag yang telah mengalami pertumbuhan sekunder stomata dapat hilang dan digantikan oleh litensialdan litensial merupakan pori yang menghubng ruang antar sel dalam tumbuhan dan luar tumbuhandan epidermis pun digantikan oleh periderm.
Jaringan pembuluh berkembang dari prokambium yang dapat berpisah satu sama laim atau membentuk silinder prokambium, jaringan prokambium ini berdiferensiasi membentuk floem dan xylem primer, sehingga terrbentuklah berkas-berkas ikatan pembulhu atau silinder pembuluh. Xylem terbentuk secara exarch dan floem terbentuk secara endarch.



Daftar pustaka
Modul antum 2010 uin sgd bandung
Pdf struktur dn fungsi timbuhan m, syarif 2009
http:// Wikipedia :wiki struktur tumbuhan.html
http:// Wikipedia :wiki jaringan tumbuhan.html
http://biologyzone.wordpress.com/2009/12/17/16/